Kehidupan dan Kematian

1
COMMENT



"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati." (Q.S.Ali Imran : 185)

Selalu bergetar hati ini setiap kali mengingat kematian. Terlintas dalam hati dan pikiran, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk kehidupan di akhirat nanti? Akankah cukup bekal yang telah kita persiapkan ini untuk bisa menyinggahi kehidupan yang kekal nanti?

Kita tak dapat mengira kapan kematian itu datang. Pun tak ada yang bisa menghindar ketika maut itu benar-benar datang menghampiri. Walaupun kita bersembunyi di gedung yang tinggi  lagi  kokoh, biar kita bersembunyi di tempat terpencil sekalipun, jika Allah sudah menghendaki maka kematian tak dapat ditawar lagi.


Allah berfirman, yang artinya : 
"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh." (Q.S. 4: 78) 

Sebagai umat Islam, kita patut meyakini bahwa kematian bukanlah akhir dari perjalanan kita. Masih ada alam lain yang menanti untuk kita singgahi.
Jika berbicara mengenai kehidupan dan kematian, saya kembali teringat akan penjelasan dari guru agama saya sewaktu SMA. Beliau menerangkan bahwa manusia hidup dalam lima alam atau fase.

Fase pertama, yaitu ALAM RUH. Alam dimana sebelum jazad manusia diciptakan.
Fase kedua, yaitu ALAM RAHIM. Alam kandungan, tempat dimana penciptaan jazad manusia dan penentuann kadar nasib kita di dunia, seperti hidup, rezeki, jodoh serta kapan dan dimana kita akan meninggal.
Fase ketiga, yaitu ALAM DUNIA. Alam yang tengah kita singgahi sekarang. Alam tempat ujian manusia untuk menentukan siapa diantara mereka yang paling baik amalannya. 
Fase keempat, ALAM KUBUR. Alam dimana kita menanti hari kiamat setelah nyawa meninggalkan jazad. Di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, yaitu nikmat atau azab kubur. Tempat pertama bagi kita untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita semasa hidup.
Fase kelima, ALAM AKHIRAT. Alam tempat pembalasan amal-amal seluruh makhluk-Nya dan penentuan keputusan dua tempat tinggal terakhir dan kekal untuk manusia, apakah ia akan menghuni surga atau neraka, sesuai dengan amal perbuatannya semasa hidup di dunia.

Demikianlah kelima tahapan manusia selama hidup. Mengenai penjelasan lebih lanjut tentang kehidupan setelah kematian telah diterangkan secara jelas dan tegas dalam kitab suci Al-Qur'an. 

Telah ditegaskan pula bahwa sekecil apapun perbuatan kita di dunia akan dicatat oleh malaikat dan di akhirat nanti akan diperlihatkan segala perbuatan yang telah kita lakukan semasa hidup di dunia. Seperti firman Allah dalam surat Al-Zalzalah, yang artinya :
"Dan barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah niscaya ia akan memerima pahalanya, dan barangsiapa melakukan keburukan sebesar biji dzarah niscaya ia akan menerima balasannya." (Q.S.Az-Zalzalah : 7-8)
  
Oleh karena itu, perbanyaklah ibadah supaya bisa memberatkan amal ibadah kita di akhirat nanti.

Kehidupan di akhirat adalah cerminan kehidupan kita di dunia. Dunia tak ubahnya hanya sebutir debu jika dibandingkan dengan akhirat yang kekal dan tiada akhir.
Dunia ibarat sejengkal jari yang kita celupkan ke dalam air laut. Lalu sisa air yang kita angkat, itulah gambaran dunia. Dunia hanya setitik jika dibandingkan dengan akhirat yang diibaratkan seluas samudera. Jadi untuk apa kita mengejar kenikmatan dunia sementara akhirat kita lupakan?
Adakah yang menjamin bahwa kita akan bahagia di akhirat tanpa membawa bekal secuilpun?
Sahabatku, ingat bahwa setitik kebaikan dan amal yang kita kerjakan dicatat oleh malaikat, dan setitik keburukan juga tidak pernah luput dari pengawasan-Nya. Maka hisablah diri kita sebelum Allah membuka semua tabir kita di akhirat nanti (dihisab). Dan entah kapan maut itu datang, persiapakan diri kita sebaik-baiknya. :)

Semoga bermanfaat^^

Filosofi Hidup

2
COMMENTS


Seorang filsuf pernah berkata bahwa kehidupan layaknya siklus air.
Coba kita pikirkan, ia beralih dari tempat satu ke tempat lain, berusaha menyesuaikan diri dengan tempat yang ia singgahi, sampai pada akhirnya ia berhenti di satu titik jenuh. Satu tempat dimana perjalanannya harus terhenti, meski hanya sejenak. Hingga perlahan ia kembali berproses, berputar mengikuti siklus perputaran sesuai skenario Sang Pencipta, hingga takdir membawanya kembali di titik yang sama berulang kali.
Seperti halnya kehidupan. Tak selamanya kita berada di titik seperti sekarang. Kehidupan pun memiliki siklus layaknya air. Terkadang hidup membawa kita melewati pucak gunung yang tinggi dengan berbagai keindahan dan kenikmatan. Pun terkadang kita terhempas jatuh ke dasar lembah hingga terasa berat untuk melangkah dengan berbagai cobaan dan masalah. Sadarilah bahwa Tuhan hendak mengajarkan kita bahwa dalam hidup, kita tak selamanya berada di atas. 
Meraih puncak kenikmatan hidup bukan hanya sebuah pencapaian, tetapi ada tanggung jawab besar yang harus kita emban. Akankah kita terlena akan kenikmatan dunia yang hanya sementara, hingga terlupa siapa yang telah membawa kita menuju titik itu? 
Sekedar mengingatkan bahwa semua yang kita miliki bersumber dari Allah, seperti dalam Firman-Nya,

"Dan nikmat apapun yang kalian dapatkan adalah datang dari Allah." (Q.S.An-Nahl :53)

Kewajiban manusia untuk mensyukuri nikmat Allah telah diisyaratkan dalam Al-Qur'an.
Beribu kenikmatan yang telah tertaman dalam kehidupan sudah selayaknya kita syukuri. Betapa indahnya ketika kita berhasil melewati semua dan berdiri kokoh di puncak. Namun ketika kita kembali terhempas dan terinjak ke dasar lembah, tidakkah kita sadar bahwa sejatinya Allah sedang menguji iman kita? 
Sahabatku, dunia bukan tujuan hidup. Kenikmatan yang ada padanya bukanlah tujuan diciptakan manusia, akan tetapi sebagai perantara untuk suatu tujuan yang mulia. Semangat beramal untuk tujuan hidup yang hakiki dan kekal.
Jangan pernah lelah dan putus asa dalam melewati siklus kehidupan, karena ia pasti akan berhenti di titik yang tepat sesuai kehendak-Nya.  

Semoga bermanfaat^^

Cantiknya Muslimah

1
COMMENT


Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Tapi hanya di mata manusia.

Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita.

Namun Dia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Tapi cantik Dhohir tak akan pernah abadi. Saat ini kita boleh berbangga dengan kecantikan wajah ataupun bentuk tubuh. Namun beberapa waktu nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih, tubuh tak lagi tegap, membongkok dimakan usia, tak akan ada lagi yang boleh dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tiada manusia yang mau mendekat.

Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan?

Sesungguhnya kecantikan patut disyukuri dengan cara yang baik.

Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara mempamerkan gambar atau membandingkan rupa, sedangkan hakikatnya wajah itu bukan milik kita.

Tidakkah engkau risih bila banyak mata lelaki yang memandang setiap hari?

Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa kebenaran engkau sendiri yang memperlihatkan gambar.

Ataukah rasa malu itu telah punah musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebahagian dari keimanan.

Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang?

Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya?

Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji?

Tiada yang menjamin wahai ukhti.

Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tiada harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Kecantikan itu harta berharga bukan barang murah yang boleh dinikmati dengan mudah.

Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya dan kehormatan sebagai hamba Tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Saudariku, kamu cantik sekali….♥

Alangkah indah jika kecantikan Dhohir itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tiada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahayaNya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat sentiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Maka tampillah cantik di hadapan Penciptamu karena itu lebih berarti daripada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu. Tampillah cantik di hadapan suamimu, kerana itu adalah sebagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhaan Illahi.

Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, kerana itu lebih abadi

Sumber: Ketika Hatiku BerTasbih Memuji-Mu

semoga bermanfaat

Di Satu Masa. .

0
COMMENTS


Terkadang aku hanya ingin hujan tak pernah datang.
Bukan karena aku membencinya, bukan pula aku takut basah karenanya..
tetapi karena harapan dan kenangan yang pernah tercipta bersama hujan tak mau hilang dan pergi,
meski ia datang dengan keindahannya yang menyelimut sepi.
Terkadang aku tak mau mendengar gemuruh halilintar,
pun tak ingin melihat kilat yang menyambar di langit sana.
Bukan hanya karena tak mau terkena sambarannya, bukan pula aku lemah dan takut padanya..
tetapi karena kilatan memori selalu melintas bersama kilatannya yang menyilaukan mata,
memekakkan indraku hingga lemah tak berdaya.
Bersama desahan angin di langit masa itu,
besama gemuruh halilintar dan rinai hujan yang pernah mengiringi kisah dulu,
tersimpan berjuta memori, antara suka dan duka.. antara canda dan tawa.. antara cita dan cinta
memori yang telah menjelma menjadi lembaran kenangan dan tak mungkin lekang karena waktu.

(3.2.13)


Kapan Waktu Terbaik dalam Hidup?

0
COMMENTS


Ini kisah seorang pria yang merasa gelisah akan hidupnya. Namanya Hardi. Dua hari ke depan, di bulan Januari ini, ia akan berumur 30 tahun. Ia gelisah karena sebentar lagi akan memasuki masa dekade baru dalam hidupnya dan cemas karena merasa masa-masa terbaik dalam hidupnya akan segera berlalu.
Setiap pagi sebelum berangkat kerja, Hardi selalu menyempatkan diri berolahr…aga di gym. Di sana pula ia akan selalu berjumpa temannya yang bernama Nicholas. Usianya sudah 79 tahun, tapi kondisi tubuhnya masih sangat prima. Hari itu, Hardi tidak terlihat bersemangat. Hal ini pun diperhatikan oleh Nicholas, sehingga ia bertanya, “Apa ada masalah?” Hardi akhirnya bercerita soal kegelisahannya. Lalu, ia bertanya pada Nicholas, “Kapan waktu terbaik dalam hidupmu?”
Tanpa ragu, Nicholas menjawab, “Saat aku masih kecil dan tinggal di kampung halaman, saat aku dibesarkan dengan kasih sayang oleh orangtuaku, itulah masa terbaik dalam hidupku.
Saat aku mulai bersekolah dan belajar segala hal yang sekarang aku ketahui, itu juga masa terbaik dalam hidupku.
Saat aku diterima kerja pertama kalinya dan punya tanggung jawab serta digaji atas kerja kerasku, itulah waktu terbaik dalam hidupku.
Saat aku bertemu istriku dan jatuh cinta, itu juga waktu terbaik dalam hidupku.
Saat pecah perang, aku dan istri harus mengungsi demi menyelamatkan hidup kami. Saat kami tetap bersama-sama dan selamat di sebuah kapal menuju tempat tinggal yang baru, itulah waktu terbaik dalam hidupku.
Saat kami tiba di tanah harapan yang baru dan mulai membina sebuah keluarga, itu waktu terbaik dalam hidupku.
Saat aku menjadi seorang ayah, melihat anak-anakku tumbuh besar, itulah masa terbaik dalam hidupku.
Dan sekarang, Hardi, umurku 79 tahun. Aku masih merasa sangat sehat dan tetap merasa jatuh cinta pada istriku seperti pertama kali bertemu. Itu juga menjadi waktu terbaik dalam hidupku.”
Sahabatku,
Sejatinya, tidak ada masa tertentu yang bisa menjadi masa terbaik dalam hidup ini. Jika kita mampu mensyukuri setiap momen yang sedang kita lewati dengan cara mengerahkan segenap tenaga, hati, dan pikiran terhadap apa pun yang kita lakukan, maka kita akan mendapatkan waktu terbaik dalam hidup. Karena itu, mari kita berjuang untuk merasakan masa terbaik dalam hidup kita mulai hari ini juga! ^_^

Semoga bermanfaat

Laa Tahzan (Jangan bersedih)

0
COMMENTS


Ketika permasalahan hidup membelit bagai hendak mencekik diri, hingga hanya kebingungan serta kegalauan yang menyelimuti rasa hati. Ketika jiwa diliputi rasa gelisah yang menghempas dan semua pintu solusi terlihat buntu.. 

Ketika kepala serasa hendak meledak dengan semua beban yang tak kunjung berkurang, tetapi justru semakin berat, hingga tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan. Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh. Hingga dunia terasa begitu sempit dan menyesakkan..

Ketika kepedihan mengoyak hati, mencabik hingga dasar nurani. Ketika kabut kesedihan menyelimut, menelusup ke dalam sanubari karena musibah yang datang silih berganti.
Hingga batin selalu bertanya apa yang harus dilakukan untuk meringankan beban ini?
Apalagi yang mesti dikerjakan untuk melepas kekecewaan ini?

Ketika kesalahan dan kehilafan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini?

LAA TAHZAN, JANGANLAH BERSEDIH..
Semua adalah cobaan yang akan mendewasakan kita..
Bersabarlah, jangan putus asa, niscaya Allah akan menolong kita :)

Allah berfirman, "Barangsiapa bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."

Rasulullah bersabda, "Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu."

Ibnul Jauzi pernah berkata, "aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut-larut. Kupikirkan dan kucari solusi dengan segala cara dan usaha.

Tapi aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya, hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa jalan satu-satunya keluar dari segala kegalauan adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan itu kutempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian. Maha suci Allah".

Sungguh kita semua pasti pernah merasakan kebuntuan hati. Seolah semua jalan keluar sudah tertutup rapat. Maka saat itulah kita baru menyadari betapa lemahnya kita dan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.

Menyadari kelemahan bukan berarti pasrah sebelum ikhtiar. Bukan pula pembenaran atas segala kesalahan dan kecerobohan. Namun sebagai bentuk bersandarnya hati pada Dzat yang Maha Besar yaitu Allah SWT, manakala semua langkah ikhtiar untuk keluar dari permasalahan sudah dicoba.

sahabatku .. Tapakilah jalan takwa, niscaya akan datang pertolongan Allah. Dan segala kegelisahan pun akan segera sirna ... insya Allah ...
Laa Tahzan. .innallaha ma'anaa
Allah selalu punya rencana terbaik dan cara terbaik pula untuk kesudahannya :)


keep smile ..
keep spirit ..
keep istiqomah all day ..

.. insya Allah .. Allah is always by your side :)