Desahan angin pagi ini. .
mengalun bagai lagu sendu
mengalun bagai lagu sendu
membawa setetes embun dari awan yang lembut
dan embunpun terdiam. .termenung sejenak di sepucuk daun
lalu meneteslah ia mengikuti kemana angin berlalu
mencoba merekahkan kuncup bunga yang telah layu
singgah sejenak diantara ranumnya puspa
menanti takdir sang bayu membawa berlalu
lalu meneteslah ia mengikuti kemana angin berlalu
mencoba merekahkan kuncup bunga yang telah layu
singgah sejenak diantara ranumnya puspa
menanti takdir sang bayu membawa berlalu
Sebutir embun itu. .
ia terdiam sendiri, sejenak tertahan di pucuk dedaunan
hingga kembali terhempaskan sang bayu
berkelana menerobos kerasnya bumi
mencari tempat persinggahan terakhir
susah payah bergulir seorang diri
hingga akhirnya sampailah di sudut hulu
Hulu Sungai. .
menghempaskan riak yang mengalun kecil
menyatukan butiran embun dengan butiran-butiran lain
hingga kini sang embun pun tak lagi seorang diri
bersenyawalah ia dengan yang lain
bergerak seirama, melawan riak. .berlalu menuju muara
Muara. .
berlabuh dan menyatu segala yang ada di muara
dan embunpun menyatu bersama riak yang mengalun
tak lama, akan tiba masanya ia sampai di persinggahan
berjalan dengan perlahan dan pasti
ikuti arus muara sungai yang berderap menuju pantai
Karang pantai, pohon kelapa. .
agaknya sampailah embun di tepian laut
seutas senyumnya mengembang di sudut peluh
menyapa karang yang berdiri kokoh di tengah pantai
usai sudah segala perjalanan panjang yang melelahkan
inilah masanya, sang embun sampai di tempat impian
mmenghirup udara bebas di laut lepas
menanti takdir membawanya pergi
untuk kembali berproses dalam siklus yang tiada henti
0 komentar:
Posting Komentar